Seafood, mulai dari ikan, udang, hingga lobster, adalah bagian tak terpisahkan dari kuliner Bali Barat. Khususnya di Jembrana, wilayah ini terkenal dengan hasil laut segar dari Teluk Gilimanuk.
Namun, di balik kelezatannya, masih banyak mitos yang membuat orang ragu mengonsumsi seafood. Misalnya anggapan bahwa seafood tinggi kolesterol, penuh merkuri, atau sulit dimasak.
Padahal, kenyataannya seafood justru kaya nutrisi penting untuk jantung, otak, dan tubuh secara keseluruhan.
Artikel ini akan membahas 10 mitos umum tentang seafood, dilengkapi dengan fakta medis dan rekomendasi kuliner seafood terbaik di Jembrana.
10 Mitos Tentang Seafood dan Faktanya
1. Seafood selalu mahal
Tidak semua seafood mahal. Ikan kembung atau sarden dari Teluk Gilimanuk, misalnya, bisa dibeli Rp30.000,00–Rp50.000,00 per kilogram di Pasar Ikan Negara. Jauh lebih murah dibandingkan daging merah.
Seafood beku juga bisa menjadi pilihan ekonomis tanpa mengurangi gizi dan rasa.
2. Kerang-kerangan hanya aman dimakan pada bulan dengan huruf “R”
Mitos ini muncul karena fenomena red tide (ledakan alga beracun). Namun, dengan pemantauan rutin dari otoritas perikanan, kerang-kerangan seperti udang dan kerang tetap aman dikonsumsi sepanjang tahun.
3. Seafood dan Susu tidak boleh dicampur
Secara medis tidak ada larangan. Hidangan seperti pasta seafood dengan keju atau ikan dengan saus krim justru lezat dan aman.
4. Ikan beku kurang sehat dibandingkan ikan segar
Ikan beku biasanya dibekukan beberapa jam setelah ditangkap, sehingga nutrisinya tetap terjaga. Kandungan omega-3 dan proteinnya setara dengan ikan segar.
5. Semua seafood mengandung merkuri tinggi
Hanya ikan predator besar seperti king mackerel (tenggiri besar), swordfish (ikan todak), dan tilefish (ikan ubin) yang memiliki kadar merkuri tinggi.
Sebaliknya, ikan seperti kakap, sarden, dan tuna kalengan rendah merkuri dan aman dikonsumsi rutin.
6. Seafood tidak berkelanjutan
Tidak selalu. Banyak nelayan di Jembrana masih menggunakan cara tradisional yang ramah lingkungan.
Untuk lebih aman, pilih seafood dengan label sertifikasi seperti MSC (Marine Stewardship Council) atau ASC (Aquaculture Stewardship Council).
7. Ikan budidaya kurang sehat dibandingkan ikan liar
Ikan budidaya yang dikelola dengan baik tetap bergizi tinggi, bahkan kadang lebih rendah kontaminan dibanding ikan liar.
8. Ikan tidak boleh dimakan saat hamil
Ibu hamil tetap boleh mengonsumsi ikan rendah merkuri seperti salmon, sarden, dan kakap. Kandungan DHA di dalamnya sangat baik untuk perkembangan otak janin.
Rekomendasi: 2–3 porsi ikan rendah merkuri per minggu.
9. Seafood tinggi kolesterol
Beberapa seafood memang mengandung kolesterol, tetapi omega-3 di dalamnya justru membantu menurunkan LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan HDL (kolesterol baik).
10. Seafood sulit dimasak
Dengan teknik sederhana, seafood bisa diolah cepat dan lezat. Di Jembrana, ikan bakar sambal matah hanya butuh 15–20 menit untuk disiapkan.
Manfaat Kesehatan Seafood
- Kaya protein, rendah kalori: 20–25 gram protein per 100 gram.
- Sumber omega-3: Baik untuk jantung, otak, dan daya ingat.
- Kaya mineral & vitamin: Yodium, selenium, zinc, dan B12.
- Dukung kesehatan mental: Membantu mengurangi depresi & kecemasan.
- Baik untuk mata & kulit: Omega-3 dan vitamin A menjaga kesehatan mata dan kulit.
Tips Aman Konsumsi Seafood
- Pilih ikan rendah merkuri (sarden, kakap, tuna kalengan).
- Ibu hamil & anak-anak batasi 2–3 porsi per minggu.
- Beli dari sumber terpercaya, misalnya Pasar Ikan Negara.
- Gunakan metode memasak sehat: membakar, mengukus, atau pepes.
- Sajikan dengan sayuran segar untuk tambahan serat & antioksidan.
Rekomendasi Kuliner Seafood di Jembrana
Seafood bukan hanya lezat, tetapi juga kaya nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Dengan memahami fakta di balik mitos, Anda bisa menikmati seafood tanpa rasa khawatir.
Jembrana menawarkan banyak restoran seafood segar dari Teluk Gilimanuk. Beberapa berada di sepanjang Jalan Raya Denpasar–Gilimanuk, Negara, yang menyajikan menu khas Bali Barat dengan suasana pantai yang menenangkan.