Pura Rambut Siwi, yang terletak di Desa Yeh Embang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali Barat, merupakan destinasi wisata religi yang memadukan keagungan spiritual dengan keindahan alam yang memukau.
Berjarak sekitar 17 kilometer dari Kota Negara atau 90 kilometer dari Denpasar, pura ini berdiri megah di atas tebing karang yang langsung menghadap Samudra Hindia. Posisinya menawarkan panorama laut yang dramatis sekaligus menghadirkan suasana sakral yang kental.
Sebagai salah satu Pura Dang Kahyangan, tempat suci penting dalam tradisi Hindu Bali, Pura Rambut Siwi tidak hanya menjadi pusat pemujaan, tetapi juga daya tarik wisata bagi mereka yang mencari kedamaian batin dan pesona alam Bali Barat.
Dengan panorama matahari terbenam, arsitektur tradisional Bali, dan kisah sejarah yang sarat makna, Pura Rambut Siwi menghadirkan pengalaman spiritual sekaligus estetis yang tak terlupakan.
Keagungan Spiritual Pura Rambut Siwi
Pura Rambut Siwi memiliki makna spiritual mendalam bagi umat Hindu Bali. Tempat ini terutama dipuja sebagai situs suci bagi Dang Hyang Nirartha, pendeta besar dari Jawa yang berperan penting dalam penyebaran ajaran Hindu di Bali pada abad ke-16.
Menurut legenda, beliau meninggalkan sehelai rambutnya sebagai tanda kesucian di lokasi pura ini. Dari situlah nama “Rambut Siwi” berasal, dengan “Siwi” bermakna suci atau pemujaan.
Pura ini diyakini sebagai tempat memohon keselamatan, khususnya bagi para pelintas jalur utama Denpasar–Gilimanuk. Kompleksnya terdiri atas beberapa pelinggih (bangunan suci), dengan pelinggih utama didedikasikan untuk Dang Hyang Nirartha.
Suasana khusyuk akan terasa ketika upacara piodalan (hari suci pura) berlangsung setiap 210 hari sekali menurut kalender Bali. Perayaan ini biasanya diiringi tarian sakral dan persembahan.
Pengunjung diwajibkan mengenakan pakaian adat Bali, seperti kain dan selendang, yang tersedia untuk disewa di pintu masuk dengan biaya Rp10.000–Rp20.000. Tiket masuk ke pura relatif terjangkau, yakni Rp10.000 per orang, dengan biaya parkir Rp5.000 untuk mobil.
Untuk pengalaman spiritual yang lebih mendalam, waktu terbaik untuk berkunjung adalah pagi hari, ketika suasana masih sepi dan udara segar.
Keindahan Alam dan Pemandangan Laut
Selain nilai spiritualnya, Pura Rambut Siwi menawarkan panorama alam yang memukau. Terletak di atas tebing setinggi sekitar 50 meter, pura ini menyuguhkan pemandangan laut biru dengan ombak yang menghantam karang, menghasilkan harmoni suara alam yang menenangkan.
Saat senja, sekitar pukul 18.00–18.30 WITA, langit berwarna oranye dan merah muda memantul di permukaan laut, menciptakan latar sempurna untuk fotografi maupun meditasi.
Di sisi pura terdapat tangga menuju pantai kecil di bawah tebing. Pantai ini sering digunakan untuk ritual Melasti (penyucian dengan air laut) dan memiliki pasir hitam vulkanik yang berkilau, dikelilingi vegetasi hijau dan batu karang dramatis.
Pengunjung disarankan mengenakan alas kaki yang nyaman saat menuruni tangga, karena jalur bisa licin di musim hujan. Pemandangan sawah hijau di sekitar pura semakin menambah kekayaan visual antara daratan dan laut.
Tradisi dan Budaya Lokal
Pura Rambut Siwi juga merupakan cerminan budaya lokal Jembrana. Pada upacara piodalan, masyarakat sekitar menampilkan tarian tradisional seperti tari Baris dan tari Rejang sebagai bentuk persembahan.
Komunitas Hindu Bali di sekitar pura terkenal ramah dan terbuka, sering kali menjelaskan makna ritual serta sejarah pura kepada pengunjung.
Jembrana sendiri memiliki keberagaman budaya yang unik, diperkaya oleh pengaruh komunitas Bugis dan Melayu Muslim di Kampung Loloan, sekitar 20 kilometer dari pura.
Selain wisata spiritual, pengunjung dapat menikmati kuliner lokal di warung-warung sekitar pura. Hidangan laut seperti ikan bakar sambal matah atau sate lilit tuna—menggunakan ikan segar dari Teluk Gilimanuk—menjadi pilihan favorit.
Warung kecil di sepanjang Jalan Raya Denpasar–Gilimanuk juga menawarkan makanan ringan seperti pisang goreng dan kelapa muda dengan harga Rp15.000–Rp50.000 per porsi.
Tips Berkunjung ke Pura Rambut Siwi
Untuk pengalaman terbaik, perhatikan beberapa hal berikut:
- Waktu Berkunjung: Pagi hari (07.00–10.00 WITA) untuk menikmati suasana sepi, atau sore hari (17.00–18.30 WITA) untuk menyaksikan matahari terbenam. Musim kemarau (April–Oktober) lebih ideal karena cuaca cerah.
- Pakaian: Kenakan kain dan selendang sebagai bentuk penghormatan. Hindari pakaian terbuka.
- Perlengkapan: Bawa kamera, tabir surya, dan topi.
- Wisata Tambahan: Padukan kunjungan dengan destinasi sekitar, seperti Pantai Candikusuma (15 km) atau Taman Nasional Bali Barat (30 km).
- Kuliner: Lengkapi perjalanan dengan mencicipi hidangan laut khas Jembrana.
- Pura Rambut Siwi adalah destinasi yang memadukan spiritualitas, sejarah, dan keindahan alam dalam satu pengalaman yang tak terlupakan.
Setelah meresapi ketenangan pura dan keindahan lautnya, lengkapi perjalanan Anda dengan santapan seafood di Jembrana Seafood Corner, Jalan Raya Denpasar–Gilimanuk, Negara, Jembrana.
Buka pukul 10.00–22.00 WITA, JSC menawarkan hidangan laut yang lezat, tempat yang strategis, mushala, dan parkir luas.